Sabtu, 12 November 2016

Compounding dan Dispensing


Pharmacy (Farmasi)
Berasal dari bahasa Yunani Pharmakon yang berarti cantik atau elok, racun, pengobatan atau obat 

Farmasi
Menurut (Syamsuni) merupakan ilmu yg mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis, serta menstandardkan obat dan pengobatan, juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman
Farmasis merupakan seseorang yang meracik dan menyerahkan atau membagikan obat, atau seseorang yang ahli dalam obat-obatan dan umumnya adalah pakar kesehatan yang mengoptimalkan penggunaan obat kepada penderita untuk kesehatan yang lebih baik

Compounding
Merupakan proses melibatkan pembuatan (preparation), pencampuran (mixing), pemasangan (assembling), pembungkusan (packaging), dan pemberian label (labelling) dari obat atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi atas inisiatif yang didasarkan atas hubungan dokter/pasien/ farmasis/compounder dalam praktek profesional (USP, 2004)

Termasuk Compounding
Pembuatan obat dan alat dalam antisipasi permintaan obat resep berdasarkan kebiasaan, pola peresepan yang diamati secara reguler. 
1.    Rekonstitusi produk komersial yang mungkin membutuhkan penambahan satu atau dua bahan peramu (ingredient) sebagai akibat dari permintaan resep dokter. 
2.    Manipulasi produk komersial yang mungkin membutuhkan penambahan satu atau lebih bahan peramu (ingredient) sebagai akibat dari permintaan resep dokter. 
3.    Pembuatan obat atau alat untuk tujuan, atau yang ada hubungannya dengan, penelitian,    pengajaran, atau analisis kimia.

Tanggung Jawab Componder atau Peracik
1.    Compounder (peracik) dalam peracikan obat atau peracikan     makanan (nutriceutical) harus ahli dalam peracikan dan harus terus mengembangkan ilmunya dengan mengikuti seminar   dan/atau mempelajari literatur yang cocok. 
2.    Seorang compounder harus tidak asing secara detail dengan semua
Pharmaceutical Compounding – Nonsterile Preparations, 
Pharmaceutical Compounding – Sterile Preparations. 
           Sebagai tambahan, compounder harus bertanggung jawab dalam: 
  • Mengesahkan semua pesanan resep 
  • Menyetujui atau menolak semua komponen, pengemas produk obat, penutup, material dalam proses, dan pelabelan. 
  • Membuat dan mengkaji ulang semua catatan compounding untuk menjamin bahwa tidak terjadi kesalahan dalam proses  compounding. 
  • Menjamin pemeliharaan yang cocok, kebersihan, dan pemakaian semua peralatan yang dipakai dalam praktek  peracikan obat. 
  • Menjamin bahwa hanya personil yang diberi wewenang oleh supervisor compounding akan dekat daerah operasi peracikan obat. 
  • Menjamin bahwa produk obat dan komponen produk obat adalah tidak termasuk daftar produk obat yang telah ditarik dari peredaran untuk alasan kesehatan masyarakat.
3.    Compounder harus menjamin bahwa personil yang diperkerjakan dalam peracikan memakai pakaian yang bersih sesuai dengan tipe sepatu atau item lain yang diperlukan untuk melindungi personil dari kena bahan kimia dan mencegah kontaminasi obat.
4.    Compounder harus melaksanakan prosedur untuk mencegah kontaminasi silang bila meracik dengan obat (misalnya penisilin) yang membutuhkan perhatian khusus untuk mencegah kontaminasi silang.

Dispensing
Dispensing merupakan proses sejak diterimanya resep sampai obat diberikan kepada pasien diikuti dengan pemberian informasi yang memadai
Hal yang harus diperhatikan dalam dispensing :
  • Kualitas lingkungan kerja
  • Proses dispensing
  • Ketersediaan obat
  • Alur kerja
  • Penataan obat
Praktek Dispensing yang Baik adalah suatu praktek yang memastikan suatu bentuk yang efektif dari obat yang benar, ditujukan kepada pasien yang benar, dalam dosis dan kuantitas sesuai instruksi yg jelas, dan dalam kemasan yang memelihara potensi obat.
Lingkungan Dispensing
  • Yang termasuk lingkungan dispensing adalah staf, sekeliling lingkungan fisik, rak, ruang peracikan, ruang penyimpanan, peralatan, permukaan yang digunakan selama bekerja, dan bahan pengemas.
  • Lingkungan dispensing harus bersih dan diorganisasikan. Bersih karena umumnya obat digunakan secara internal dan diorganisasikan agar dispensing dapat dilakukan dengan aman, akurat, dan efisien.
  • Staf harus memiliki kebersihan diri dan harus memakai baju kerah putih/baju kerja. Sekeliling lingkungan fisik, ruang peracikan, dan ruang penyimpanan harus bebas debu dan kotoran; sebaiknya dibersihkan setiap hari. Wadah dan obat-obattan sebaiknya diorganisasikan dalam rak; sebaiknya  obat dalam dan obat luar diletakkan secara terpisah; bahan kimia cair dan padat juga sebaiknya disimpan secara terpisah; semua wadah dan obat harus diberi etiket secara jelas untuk memastikan pemilihan yang aman dari sediaan dan meminimalkan kesalahan. Semua peralatan untuk meracik, seperti lumpang dan alu, spatula, timbangan, dll harus dibersihkan hingga bersih dan kering sebelum pemakaian sediaan selanjutnya. Timbangan sebaiknya dikalibrasi sesuai dengan peraturan yang ada.
  • Lingkungan dispensing harus memiliki ruangan yang memungkinkan gerakan yang longgar bagi staf selama proses dispensing, tetapi pergerakan harus diminimalkan untuk memelihara efisiensi.
  • Sistem perputaran sediaan harus ditetapkan berbasis obat yang digunakan terlebih dahulu, misalnya yang masuk dulu/keluar dulu. (First In/First Out)
Personel Dispensing
Selain membaca, menulis, menghitung, dan menuang, personel dispensing harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
  • Pengetahuan tentang obat yang mau didispensing, seperti penggunaan umum, dosis yang digunakan, efek samping yang ditimbulkan, mekanisme kerja obat, interaksi dengan obat lain/makanan, penyimpanan yang baik, dll.
  • Keterampilan kalkulasi dan aritmatik yg baik.
  • Keterampilan mengemas yang baik.
  • Bersifat bersih, teliti, dan jujur.
  • Memiliki sikap dan keterampilan yang baik dalam berkomunikasi dengan penderita dan profesional kesehatan lain.
Proses Dispensing
  • Menerima dan memvalidasi resep
  • Mengkaji resep untuk kelengkapan
  • Mengerti dan menginterpretasikan resep
  • Menapis profil pengobatan penderita
  • Menyiapkan, membuat, atau meracik obat
  • Mendistribusikan obat kepada penderita
Proses Dispensing (Dirjen Binfar dan Alkes, 2010) Lima tahapan siklus dispensing:
  1. Menerima & melakukan konfirmasi resep
  2. Menerjemahkan dan analisis resep
  3. Menyiapkan obat yg diperlukan & memberi label
  4. Mencatat dan mendokumentasikan kegiatan yg dilakukan
  5. Memberikan konseling dan informasi serta obat kepada pasien

Hal-hal yang diperhatikan dalam siklus dispensing
Dalam menerima resep pastikan:
  • Identitas pasien
  • Keabsahan resep (jika kurang, konform ke pasien/dokter)
Dalam menerjemahkan & analisis resep pastikan:
  • Ada/tdknya DRP (drug related problem)
  • Dosis, indikasi, kontraindikasi, interaksi obat
  • Kondisi pasien (usia, hamil, menyusui, liver, ginjal)
  • Terapi yang rasional
  • Ketersediaan obat
Hal yang harus diperhatikan dalam proses peracikan pastikan yaitu:
  • Nama obat
  • Macam sediaan
  • Kekuatan obat
  • Jumlah obat
  • Fokus pada obat yang diambil, utk menghindari kesalahan (gunakan sistem barcode)
  • Obat tdk kontak langsung dengan tangan
  • Lingkungan higienis
  • Ketepatan pengukuran miniskus sediaan cair
Dalam mencatat dan dokumentasi pastikan label obat berisi tanggal, nama pasien, nama obat, kekuatan obat, aturan pakai, keterangan tambahan. Label disiapkan satu persatu sesuai obat.
Penyerahan obat dengan informasi yg lengkap :
  • Jadwal minum obat (hub dgn mkn & obat lain)
  • Cara minum obat (kunyah, telan, dilarutkan)
  • Cara menyimpan & menjaga kestabilan


Tidak ada komentar: