Sabtu, 12 November 2016

Pengobatan Rasional


Pengobatan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk  mendapatkan kesembuhan. Sedangkan upaya pengobatan adalah segala tindakan medik  yang dilakukan untuk   meringankan beban dan  keluhan  penderitaan  atau pasien,  yang  tidak terbatas hanya pada pemberian obat.

Proses yang harus dilakukan dalam pengobatan Rasional
1.  Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.
Tujuan dari dilakukannya amnesis itu sendiri  yaitu untuk mengetahui :
·      Keluhan pasien
·      Riwayat penyakit dan lamanya sakit
·      Sifat penyakit, apakah akut, kronis atau kambuhan
·      Upaya pengobatan yang telah dilakukan
·      Obat apa saja yang telah dikonsumsi
·      Faktor pencetus/penyebab, resikonya dan atau sumber penularannya
·      Riwayat keluarga, adakah keluarga pasien yang mengalami sakit serupa
2.  Pemeriksaan dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a.      Periksaan Fisik yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan  kondisi fisik dari pasien.
b.  Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainya
Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium:
·   Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, perlatan medis, begitupun jaringan yang mungkin terinfeksi.  Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba patogen
·      Parasitologi, untuk mengamati parasit
·    Hematologi, menerima keseluruhan darah dan plasma.  Mereka melakukan perhitungan darah dan selaput darah.
·     Kimia klinik, biasanya menerima serum, mereka menguji serum untuk komponen-komponen yang berbeda.
·      Toksikologi, menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan, dan toksin lain.
·      Imunologi, menguji antibodi.
·      Serologi, menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti Hepatitis atau HIV.
·      Urinalisis, menguji air seni untuk sejumlah analit.
·    Patologi, bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara.
·   Sitologi,menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan kanker dan lain-lain.
c.  Pemeriksaan penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas indikasi tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap. Tujuan pemeriksaan ini dapat bertujuan.
·      Terapeutik, yaitu untuk pengobatan tertentu
·      Diagnostik, yaitu untuk membantu menegakan diagnosis tertentu
·      Pemeriksaan,laboratorium,Rontagen, USG, dll dan KTA
3.    Penegakan diagnosis
4.    Pemilihan intervensi pengobatan terdiri dari tiga bagian yaitu:
·   Terapi farmakologis yaitu kegiatan yang bersifat, peresepan, penyediaan obat, penyerahan obat, pemakaian obat.
·   Terapi non farmakologis yang berupa pemberian informasi tentang penyebab terjadinya penyakit yang harus di hindari dan beberapa saran agar pasien memperbaiki kualitas hidup seperti, meningkatkan mutu gizi, berhenti merokok, berhenti mengkonsumsi alkohol, dan melakukan olah raga dan diet.
·  Intervensi gabungan pasien mendapatkan keduanya berupa terapi farmakologi dan non farmakologi.
5.    Pemilihan obat
         Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan obat yaitu :
·      Efek terapi yang diperlukan
·      Kelas terapi yang sebaiknya  diberikan
·      Pertimbangan manfaat dan resiko
·      Sesuai dengan kondisi pasien
·      Keamanan obat (efek samping, kontraindikasi)
·      Harga obat dan biaya pengobatan
6.    Penentuan dosis Cara & lama  pemberian
7.    Penulisan resep harus mudah dibaca untuk mengurangi kesalahan
8.    Pemberian informasi  berupa :
·      Keadaan penyakitnya
·      Cara mencegah dan mengatasi penyakit
·      Cara penggunaan obat
·      Waktu/lama pemakaian obat
·      Efek samping obat, dan apa yang harus dilakukan bila terjadi efek samping yang berbahaya
·      Bahayanya bahan kimia yang tidak perlu
·      Bersabar menunggu kesembuhan merupakan cara yang lebih aman
 9. Tindak lanjut pengobatan
Tindak lanjut dalam pengobatan yang harus diperhatikan adalah apakah efek terpainya sudah tercapai atau tidak, kalau sudah tercapai obat harus di hentikan, dan jika tidak tercapai pemakaian obat harus dihentikan dan diganti dengan obat yang lain, kemudian dilakukan pemerikasaan ulang dan pasien di rujuk. Efek samping obat, juka terjadi efek samping yang tidak di inginkan atau memperburuk keadaan pasien segera hentikan pemakaian obat, dan minum antidotum, atau ganti dengan obat lain.

Pengobatan rasional dan Irasional
Pengobatan rasional merupakan kegiatan diamana pasien menerima obat sesuai dengan kebutuhan klinis pasien, dosis sesuai kebutuhan, periode wakktu yang sesuai, sediaan yang sesuai, dan harga terjangkau oleh pasien. Pengobatan Irasional adalah pemberian resep dengan indikasi yang tidak jelas, cara dan waktu pemberian yang salah atau keliru, serta peresepan obat yang sangant mahal. Penggunaan obat di katakan tidak rasional atau irasional jika dampak negatif yang di terima atau yang terjadi pada pasien lebih besar dari efek terapi yang diberikan.

Jenis-jenis pengobatan irasional
  1. Peresepan yang lebih yaitu memberikan resep obat yang seharusnya tidak perlu untuk penyakit yang di derita pasien. Contoh : pemberian obat antibiotik pada penyakit ISPA( Infeksi Saluran Nafas Atas)
  2. Peresepan yang kuran yaitu peresepan obat yang diperlukan kurang dari yang seharusnya baik dosis, jumlah, maupun lama pemberian.
    Contoh : Tidak memberi oralit pada anak penderita diare.
  3. Persepan yang majemuk yaitu, memberikan beberapa obat untuk satu jenis indikasi penyakit yang sama yang seharusnya bisa disembuhkan dengan satu jenis obat.
    Contoh : pemberian puyer pada anak dengan keluhan batuk pilek, 
                         R/ amoxilin, paracetamol, GG, dexametason, ctm, dan luminal.
  4. Peresepan salah, mencakup pemberian obat dengan indikasi yang keliru, untuk kondisi yang sebenarnya kontraindikasi atau pasien yang memiliki riwayat penyakit lain yang tidak bisa mentoleransi efek samping obat, memberikan efek samping yang lebih besar, pemberian informasi yang salah mengenai obat yang yang diberikan pada pasien.
    Contoh : memberikan asam mefenamat sebagai penurun demam seharunya paracetamol lebih efekif untuk menurunkan demam.
  5. Peresepan yang boros, yaitu memberikan resep obat yang mahal walau masih tersedia obat lain yang memberikan khasiat, kandungan dan manfaat yang sama.
    Contoh : peresepan obat paten yang berlebihan sementara msih ada obat genrik yang khasiat, kandungan, dan manfaat yang sama dan sudah terbukti klinisnya.
     

Compounding dan Dispensing


Pharmacy (Farmasi)
Berasal dari bahasa Yunani Pharmakon yang berarti cantik atau elok, racun, pengobatan atau obat 

Farmasi
Menurut (Syamsuni) merupakan ilmu yg mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis, serta menstandardkan obat dan pengobatan, juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman
Farmasis merupakan seseorang yang meracik dan menyerahkan atau membagikan obat, atau seseorang yang ahli dalam obat-obatan dan umumnya adalah pakar kesehatan yang mengoptimalkan penggunaan obat kepada penderita untuk kesehatan yang lebih baik

Compounding
Merupakan proses melibatkan pembuatan (preparation), pencampuran (mixing), pemasangan (assembling), pembungkusan (packaging), dan pemberian label (labelling) dari obat atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi atas inisiatif yang didasarkan atas hubungan dokter/pasien/ farmasis/compounder dalam praktek profesional (USP, 2004)

Termasuk Compounding
Pembuatan obat dan alat dalam antisipasi permintaan obat resep berdasarkan kebiasaan, pola peresepan yang diamati secara reguler. 
1.    Rekonstitusi produk komersial yang mungkin membutuhkan penambahan satu atau dua bahan peramu (ingredient) sebagai akibat dari permintaan resep dokter. 
2.    Manipulasi produk komersial yang mungkin membutuhkan penambahan satu atau lebih bahan peramu (ingredient) sebagai akibat dari permintaan resep dokter. 
3.    Pembuatan obat atau alat untuk tujuan, atau yang ada hubungannya dengan, penelitian,    pengajaran, atau analisis kimia.

Tanggung Jawab Componder atau Peracik
1.    Compounder (peracik) dalam peracikan obat atau peracikan     makanan (nutriceutical) harus ahli dalam peracikan dan harus terus mengembangkan ilmunya dengan mengikuti seminar   dan/atau mempelajari literatur yang cocok. 
2.    Seorang compounder harus tidak asing secara detail dengan semua
Pharmaceutical Compounding – Nonsterile Preparations, 
Pharmaceutical Compounding – Sterile Preparations. 
           Sebagai tambahan, compounder harus bertanggung jawab dalam: 
  • Mengesahkan semua pesanan resep 
  • Menyetujui atau menolak semua komponen, pengemas produk obat, penutup, material dalam proses, dan pelabelan. 
  • Membuat dan mengkaji ulang semua catatan compounding untuk menjamin bahwa tidak terjadi kesalahan dalam proses  compounding. 
  • Menjamin pemeliharaan yang cocok, kebersihan, dan pemakaian semua peralatan yang dipakai dalam praktek  peracikan obat. 
  • Menjamin bahwa hanya personil yang diberi wewenang oleh supervisor compounding akan dekat daerah operasi peracikan obat. 
  • Menjamin bahwa produk obat dan komponen produk obat adalah tidak termasuk daftar produk obat yang telah ditarik dari peredaran untuk alasan kesehatan masyarakat.
3.    Compounder harus menjamin bahwa personil yang diperkerjakan dalam peracikan memakai pakaian yang bersih sesuai dengan tipe sepatu atau item lain yang diperlukan untuk melindungi personil dari kena bahan kimia dan mencegah kontaminasi obat.
4.    Compounder harus melaksanakan prosedur untuk mencegah kontaminasi silang bila meracik dengan obat (misalnya penisilin) yang membutuhkan perhatian khusus untuk mencegah kontaminasi silang.

Dispensing
Dispensing merupakan proses sejak diterimanya resep sampai obat diberikan kepada pasien diikuti dengan pemberian informasi yang memadai
Hal yang harus diperhatikan dalam dispensing :
  • Kualitas lingkungan kerja
  • Proses dispensing
  • Ketersediaan obat
  • Alur kerja
  • Penataan obat
Praktek Dispensing yang Baik adalah suatu praktek yang memastikan suatu bentuk yang efektif dari obat yang benar, ditujukan kepada pasien yang benar, dalam dosis dan kuantitas sesuai instruksi yg jelas, dan dalam kemasan yang memelihara potensi obat.
Lingkungan Dispensing
  • Yang termasuk lingkungan dispensing adalah staf, sekeliling lingkungan fisik, rak, ruang peracikan, ruang penyimpanan, peralatan, permukaan yang digunakan selama bekerja, dan bahan pengemas.
  • Lingkungan dispensing harus bersih dan diorganisasikan. Bersih karena umumnya obat digunakan secara internal dan diorganisasikan agar dispensing dapat dilakukan dengan aman, akurat, dan efisien.
  • Staf harus memiliki kebersihan diri dan harus memakai baju kerah putih/baju kerja. Sekeliling lingkungan fisik, ruang peracikan, dan ruang penyimpanan harus bebas debu dan kotoran; sebaiknya dibersihkan setiap hari. Wadah dan obat-obattan sebaiknya diorganisasikan dalam rak; sebaiknya  obat dalam dan obat luar diletakkan secara terpisah; bahan kimia cair dan padat juga sebaiknya disimpan secara terpisah; semua wadah dan obat harus diberi etiket secara jelas untuk memastikan pemilihan yang aman dari sediaan dan meminimalkan kesalahan. Semua peralatan untuk meracik, seperti lumpang dan alu, spatula, timbangan, dll harus dibersihkan hingga bersih dan kering sebelum pemakaian sediaan selanjutnya. Timbangan sebaiknya dikalibrasi sesuai dengan peraturan yang ada.
  • Lingkungan dispensing harus memiliki ruangan yang memungkinkan gerakan yang longgar bagi staf selama proses dispensing, tetapi pergerakan harus diminimalkan untuk memelihara efisiensi.
  • Sistem perputaran sediaan harus ditetapkan berbasis obat yang digunakan terlebih dahulu, misalnya yang masuk dulu/keluar dulu. (First In/First Out)
Personel Dispensing
Selain membaca, menulis, menghitung, dan menuang, personel dispensing harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
  • Pengetahuan tentang obat yang mau didispensing, seperti penggunaan umum, dosis yang digunakan, efek samping yang ditimbulkan, mekanisme kerja obat, interaksi dengan obat lain/makanan, penyimpanan yang baik, dll.
  • Keterampilan kalkulasi dan aritmatik yg baik.
  • Keterampilan mengemas yang baik.
  • Bersifat bersih, teliti, dan jujur.
  • Memiliki sikap dan keterampilan yang baik dalam berkomunikasi dengan penderita dan profesional kesehatan lain.
Proses Dispensing
  • Menerima dan memvalidasi resep
  • Mengkaji resep untuk kelengkapan
  • Mengerti dan menginterpretasikan resep
  • Menapis profil pengobatan penderita
  • Menyiapkan, membuat, atau meracik obat
  • Mendistribusikan obat kepada penderita
Proses Dispensing (Dirjen Binfar dan Alkes, 2010) Lima tahapan siklus dispensing:
  1. Menerima & melakukan konfirmasi resep
  2. Menerjemahkan dan analisis resep
  3. Menyiapkan obat yg diperlukan & memberi label
  4. Mencatat dan mendokumentasikan kegiatan yg dilakukan
  5. Memberikan konseling dan informasi serta obat kepada pasien

Hal-hal yang diperhatikan dalam siklus dispensing
Dalam menerima resep pastikan:
  • Identitas pasien
  • Keabsahan resep (jika kurang, konform ke pasien/dokter)
Dalam menerjemahkan & analisis resep pastikan:
  • Ada/tdknya DRP (drug related problem)
  • Dosis, indikasi, kontraindikasi, interaksi obat
  • Kondisi pasien (usia, hamil, menyusui, liver, ginjal)
  • Terapi yang rasional
  • Ketersediaan obat
Hal yang harus diperhatikan dalam proses peracikan pastikan yaitu:
  • Nama obat
  • Macam sediaan
  • Kekuatan obat
  • Jumlah obat
  • Fokus pada obat yang diambil, utk menghindari kesalahan (gunakan sistem barcode)
  • Obat tdk kontak langsung dengan tangan
  • Lingkungan higienis
  • Ketepatan pengukuran miniskus sediaan cair
Dalam mencatat dan dokumentasi pastikan label obat berisi tanggal, nama pasien, nama obat, kekuatan obat, aturan pakai, keterangan tambahan. Label disiapkan satu persatu sesuai obat.
Penyerahan obat dengan informasi yg lengkap :
  • Jadwal minum obat (hub dgn mkn & obat lain)
  • Cara minum obat (kunyah, telan, dilarutkan)
  • Cara menyimpan & menjaga kestabilan